Ku milikku dan aku kepunyaanku
Aku bukanlah rentang siang disepanjang hari
Yang hancur saat bintang mulai menari
Aku bukan juga langit biru yang berdusta
Saat pagi dia tersenyum, ketika sore diapun kaku
Dan malam yang menakutkan buat ia mati
Pernah aku coba jadi pelangi...
Saat mentari sedang menangis, hanya aku yang tertawa
Sering juga aku menyerupai langit biru
Ketika kebekuan salju mencair, awan yang bergelantungan
Selalu mengharap nafasku, untuk tutupi sengatan siraja siang
Ingin sekali aku menjadi penghuni nirwana
saat kuturun kewajah bumi, jerit-jerit hati yang meratapi kepedihan
Akan kusirami dengan air suci dari sungai kerinduan
Tentu semua jerat kokoh rantai cinta tak akan lukai jiwa yg tak berdaya
Tapi aku hanyalah aku
Kebekuan nuraniku oleh kilauan langit tak akan cair dgn tangisan awan hitam
Aku lebih sunyi dari laut yang mati dan aku lebih lelah dari mentari
yang selalu tertawa. Rona pelangi takkan mampu warnai hatiku
Karena gelegar petir yang mencekam, telah melukiskan kematian
Diujung malamku...
Sumber; bagindohidayatullah.multiply.com
0 komentar:
Post a Comment