Sunday 10 February 2013

Hikmah Hakiki 1: Tanda Orang Yang Mengandalkan Amalnya



Ciri.Manusia.yang.Mengandalkan.Amalnya

Pokok bahasan:
- Tanda-tanda
- Kewajiban ahli ibadah
- Kewajiban ahli maksiat


1) “Setengah dari tanda bahwa seorang itu bersandar diri pada kekuatan amal usahanya, yaitu berkurangnya pengharapan terhadap rahmat karunia Allah ketika terjadi padanya suatu kesalahan atau dosa.”

Tanda orang yang mengandalkan amal perbuatannya adalah kurang ada pengharapan akan rahmat Allah sewaktu ia melakukan kesalahan atau maksiat.

Sesungguhnya, baik taat atau pun tidak, setiap orang wajib selalu mengharapkan karunia dan rahmat Allah atas dirinya. Jangan sekali-sekali enggan mengharap atas rahmat dan karunia Allah!

Syariat menganjurkan kita mengusahakan amal ibadah, tetapi hakikat menganjurkan kita tidak bersandar pada amal ibadah itu (bahwa amal ibadahlah yang mengantarkan kita pada keselamatan dunia-akhirat). Bersandarlah tetap kepada Allah.


zahir syariat:
memerintahkan manusia agar beramal/berusaha

hakikat syariat:
melarang manusia bersandar pada amal


Orang yang selalu mengandalkan amal ini berarti mengesampingkan Sifat Rahman dan Rahim Allah Swt.. Padahal, dia dapat beramal pun karena atas rahmat dan karunia Allah Swt.

“Katakanlah: Hanya karena merasakan karunia dan rahmat Allah-lah kamu bergembira. Itulah yang lebih baik (berguna) bagi mereka daripada apa yang dapat mereka kumpulkan sendiri.“ (Q.S. Yunus:58)

Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka“. (Q.S. Al-Qashas:78)

Hai anak-anakku, pergilah kamu, maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (Q.S. Yusuf:87)


Kewajiban bagi para ahli ibadah
Wajib bagi orang yang taat, jangan sekali-sekali berpandangan bahwa dirinya itu ahli taat! Jangan pula beranggapan ketaaatannya bisa mendekatkan dirinya kepada Allah dan memasukkannya ke dalam surga. Sebaliknya, harus beranggapan yang dijalankan itu semata-mata karunia Allah. Tanpa anugerah Allah Swt. orang tidak akan bisa berbuat taat. Jadi, taat yang dijalankan seseorang bukanlah karena amalnya, melainkan karena anugerah dari Allah Swt.. Dengan berbuat seperti ini, manusia akan terhindar dari sifat congkak, sombong, dan tidak mengandalkan usahanya sendiri.


Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari Al-Kitab: "Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). Dan barangsiapa yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia." (Q.S. An-Naml:40)

Orang yang taat menjalankan ibadah tidak patut mengharapkan pahala dari amal taatnya. Orang yang taat harus banyak-banyak bersyukur. Bersyukur tidak dijadikan Allah sebagai orang ahli maksiat.

Kewajiban bagi setiap ahli maksiat
Yaitu harus tetap berusaha mendekatkan diri pada Allah dengan tetap mengharapkan ampunan dan rahmat Allah. Jangan pernah berpikir bahwa Tuhan tidak akan menerima ibadah orang ahli maksiat. Ingat, setiap doa pasti Allah kabulkan; setiap pertobatan yang sungguh-sungguh, pasti diterima.

Tuhan tidak seperti manusia; Tuhan tidak pernah bersikap merajuk di hadapan ibadah para ahli maksiat.
Selalu bersandar pada Allah adalah sifat orang yang makrifat, sedangkan yang bersandar pada selain Allah adalah sifat orang-orang bodoh yang lupa kepada Allah. Yang dikatakan makrifat adalah hanya bersandar kepada Allah Swt..

Maafkanlah orang-orang yang berbuat jahat kepada kita. Biarkanlah itu semua urusan Allah. Betul-betullah berkhidmat kepada Allah. Semua yang ada ini adalah Af’al Allah. Leburkanlah diri kita pada Yang Qadim, jangan munculkan lagi yang baharu. Tujuan ilmu tauhid adalah agar manusia sampai merasakan tidak ada lagi jarak-antara dengan Allah Swt..Allahu a'lam.


 (Dari Kitab Al-Hikam dengan ulasan oleh Syaikh Siradj)

1 comment:

  1. Benar sekali, memang seperti itulah. Ngomong2 masalah tidak mengandalkan amal, ada pengajiannya bang admin, coba cek di blog ane, semoga manfaat, amiiinnn. Sya tunggu kunjungan baliknya....

    ReplyDelete

Featured post

JIKA ALLAH MEMBUKA AIB KITA DAN KITA DIHINA ORANG - Oleh KH. ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)

Saudaraku. Menurut saya bagus jika Allah SWT membuka aib kita. Supaya kita tidak sibuk ingin dipuji. Asalkan dengan dibukanya aib kita...

Blog Archive