Monday 25 February 2013

Maksiat Tak Kan Berujung Kebaikan - by Ustadz Felix Siauw

1. malang bukan kepalang, tiada riang senang | bahagia diharap tak kunjung datang, susah sulit berhimpit berselang
2. tiada tersisa satupun jalan, asa hangus tinggalkan pekat | saat tercerabut akar harapan, dunia serasa sempit mencekat
3. pernikahan harusnya jadi pintu kebahagiaan bukan jurang kesedihan | keluarga harusnya penuh kesenangan bukan kesusahan4. bayangan indah terburai sudah, diganti episode keluh kesah | apa daya telah kadung basah, sesal kini berasa pasrah
5. yang telah terjadi mau dikata apa? nasi sudah menjadi bubur | lalu mau salahkan siapa? waktu tiada bisa diputar mundur
6. belum menikah memang sebuah masalah, namun menikah belum tentu aman | bila sudah pandangan salah, apapun bisa jadi lawan
7. pacaran memanng menipu, penuh kepalsuan | seolah telah saling tahu, tiba-tiba ia seolah menjadi orang yang lain
8. dulu manis mulut saat mendekat tiada tersalah | setelah menikah tak tersisa selain sumpah serapah
9. dulu kunjungan malam minggu tak pernah telat | namun sekarang waktu keluarga diduakan teman dekat
10. dulu engkau berikan segala walau yang terlarang | kini sekedar membaca pesan pribadi telepon genggamnya engkau dilarang
11. dulu katanya senyumnya untukmu seorang | sekarang rumput tetangga lebih hijau, laman sebelah lebih terang
12. dulu engkau merajuk dia mendekat bak kucing manis | sekarang dia melenggang santai padahal engkau menangis
13. anak yang dulu ditunggu dinanti, sekarang dia tidak peduli | sesak napas tanggung sendiri, setiap hari tinggal sesali
14. didepan walimu ia berlagak salih, shalat berjalan tiada henti | nyatanya itu hanya dalih, untuk dapat yang dimaksud hati
15. linangan air matamu menanti dia menjadi imam yang sejati | masa dinanti tak kunjung tiba yang ada malah semakin menjadi
16. kata kasar tak perhatikan bahwa engkau juga punya hati | kadang lebih menyakitkan bahkan daripada rasakan mati
17. hanya niat bicara sudah dibentak, seolah tak ada hak suara | tak bicara pun lantak, karena setuju engkau dikira
18. berat taat pelit nafkah, miskin tanggungjawab lagi ringan tangan | jangankan menuntun ke jannah, neraka dunia dia telah tunjukkan
19. bagaikan burung didalam sangkar, engkau tak senang dikekang | namun walau bebas tergelar, hendak kemana engkau terbang?
20. pulang kerumah orangtua engkau malu, lagipula ini juga pilihanmu | pisahkan diri engkau tak mau, pikir masa depan anakmu
21. namun bersama pun sudah tak bisa, karena hitungan hari bagai musibah | di tangan buah simalakama, pilihan manapun salah
22. biasanya disaat ini baru engkau berkata "Ya Allah" | seolah-olah baru saja kau ingat engkau tak pernah berserah
23. biasanya dimasa ini baru engkau berkata "Astaghfirullah" | seakan-akan engkau baru sadar telah khianati Allah
24. karena bila semua itu sudah terjadi, sulit untuk nasihati lelaki | ia miliki pahaman tersendiri, syaitan telah tutupi hati
25. karena komunikasi bagi pernikahan adalah kunci | bila itu sudah tak mungkin, bagaimana usahakan solusi?
26. walau tanya kesana kemari, sulit untuk perbaiki lagi | harapan datang lalu kembali, bila lelaki tak niat susahlah benahi
27. hingga tertinggal padamu satu pilihan yang paling engkau dan Allahpun benci | satu kata yang paling jelek dalam nikah, 'cerai'
28. subhanallah, Allahuakbar.. apa yang tersisa dari pernikahan | hanya benci-dendam-sesal berpadan
29. penyesalan selalu datangnya belakangan | sebagaimana jalan maksiat yang sudah-sudah berakhir dengan kesengsaraan
30. engkau yang membaca mungkin katakan ini hanya khayalan | bagai novel fiksi yang bercerita ingin ajarkan pelajaran
31. perlukah terjadi pada dirimu sendiri | dan setelah semuanya terlambat barulah engkau mau akui?
32. tak pernah datang kebaikan dari melanggar aturan Allah | tak pernah datang kebahagiaan dari mengabaikan nasihat Rasulullah
33. kisah semisal diatas bukan kami dengar sekali dua | kisah diatas bukan pula kisah yang paling ngeri juga
34. kami menulis sama sekali bukan iri bukan nyinyir | tapi rasa sayang yang besar telah beranikan tuk bertutur
35. tiada guna bagi kami bila engkau sangka kami menakut-nakuti | sungguh tiada untungnya bahkan merugi
36. selagi masih sempat, selagi masih terlindung kehormatan | sudah tinggalkan semua maksiat, jangan sampai sisa penyesalan
37. menikah itu tidaklah sulit, namun ia mutlak perlu persiapan | bukan hanya siap duit, ia mutlak siapkan iman
38. agar ketika ada ombak ia bisa dihadapi dengan saling mendekap | agar ketika ada senang ia bisa dinikmati dengan bersedekap
39. agar saat emosi boleh disikapi dengan nasihat Nabi | bahwa diantara kedua belahan hati, harus ada saling mengerti
40. agar saat marah ada yang berebut untuk meminta maaf | bukan takut pasangan namun khawatir bahwa kepada Allah mereka khilaf
41. agar kekurangan pasangan bisa terganti dengan kelebihan | menyadari kekurangan sendiri bukan mencari kekurangan pasangan
42. agar anak dianggap tanggungan bersama bukan sebagai beban | tapi amanah Allah yang dicintai dan dibanggakan
43. semua ini tak dilatih dengan pacaran, semua ini takkan pernah sempurna dengan pacaran | karena maksiat takkan berujung kebaikan
44. apa yang hendak kami sampaikan lagi kepadamu wahai umat Muhammad? | pilihlah jalan kebaikan bagimu selagi sempat
45. tutupi auratmu, putuskan pacarmu, jaga kehormatanmu, pelihara kesucianmu | Allah pasti berikan terbaik untukmu

0 komentar:

Post a Comment

Featured post

JIKA ALLAH MEMBUKA AIB KITA DAN KITA DIHINA ORANG - Oleh KH. ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)

Saudaraku. Menurut saya bagus jika Allah SWT membuka aib kita. Supaya kita tidak sibuk ingin dipuji. Asalkan dengan dibukanya aib kita...

Blog Archive