Tuesday 19 August 2014

STANDAR KEBAHAGIAAN

STANDAR KEBAHAGIAAN
"Siapa yang bahagia jikta punya mobil BMW....?" tanya sang trainer.
"Saya...!" jawab peserta pelatihan kompak.
"Siapa yang bahagia jika punya rumah senilai 1 milyar...?"
"Saya...!" peserta berteriak lebih kompak.
"Aduh kasihan deh,,, pasti sulit bagi Anda untuk bahagia. Karena Anda menetapkan standar yang tinggi untuk bahagia. Mungkin Anda bahkan tidak pernah bahagia karena tidak kunjung punya rumah senilai 1 milyar..!"
Peserta bingung, rupanya trainer bertanya dengan agak menjebak. Peserta baru agak ngerti. "Mengapa Anda tidak menetapkan standar yang mudah untuk merasakan bahagia. Misal, saya bahagia jika masih bisa bernafas. Anda tinggal mengambil nafas dan Anda merasa bahagia."
Hmm..baru nyadar.
"Saya bahagia jika masih melihat anak istri, jadi setiap Anda melihat istri, secemberut apapun wajahnya, Anda tetap bahagia."
Hal yang sederhana, sering kali dilupakan. Saya kira ini terkait erat dengan standar syukur dan sensitivitas dalam mengenali nikmat Allah. Bukankah semakin mudah kita mengenali nikmat Allah, akan makin mudah pula kita bersyukur? Semakin banya syukur, semakin mudah kebahagiaan hadir dalam hidup kita. Jadi, mari kita menghargai setiap nikmat bahkan nikmat hikmah dari suatu peristiwa yang tidak menyenangkan sekalipun, agar kita selalu bahagia dalam situasi apapun.
INSYA ALLAH.

Featured post

JIKA ALLAH MEMBUKA AIB KITA DAN KITA DIHINA ORANG - Oleh KH. ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)

Saudaraku. Menurut saya bagus jika Allah SWT membuka aib kita. Supaya kita tidak sibuk ingin dipuji. Asalkan dengan dibukanya aib kita...