Sedikit cerita
tentang “jodoh” yang sudah cukup lama saya nanti-nanti.
Ketika itu
umur saya 23 tahun.
Cita-cita saya
ingin nikah muda dan membangun rumah tangga.
Singkat
cerita, di siang hari dengan panas teriknya matahari.
Saya hendak
pergi ke toko makanan dan minuman dengan mengendarai sepeda.
Di perjalanan,
saya melihat seorang perempuan berkerudung abu-abu.
Perempuan itu
saya lihat sangat lugu, ditambah pakaian jilbabnya yang menyejukan qolbu.
Perempuan itu
berjalan perlahan mengendarai sepeda mini.
Dia seorang
diri, saya berjalan pelan di belakangnya.
Dalam hati
saya berucap, “Apakah dia jodoh ku?”
Ingin sekali
saya mendekati dirinya.
Dari belakang,
dia saya perhatikan.
Saya belum
mengenalnya. Saya belum melihat wajahnya. Ingin sekali saya menghampiri
mendekati dirinya.
Sungguh, saya
ingin mengenal dirinya.
Ingin saya
tanya, siapa namanya, dimana rumahnya.
Ingin sekali
saya jadikan dia calon isteri.
Dilihat dari
belakang saja, dia sungguh terlihat cantik sekali.
Dengan hati
yang memberanikan diri, saya pun bersegera mendekati.
Saya
mendekatinya perlahan dengan mengendarai sepeda kesayangan.
Perasaan hati
saya sungguh deg-degan.
Tubuh saya
bergetar tidak karuan.
Bagaimana
tidak, saya hendak mendekati seorang bidadari.
Perlahan tapi
pasti.
Saya pun
mendekati.
Mendekati
dirinya yang sedang berjalan pelan mengendarai sepeda mini.
Saya sudah
dekat persis di belakangnya.
Rasanya
perasaan hati saya ini panas dingin. Berdebar-debar rasanya hati saya ini.
Sulit berucap,
berat rasanya mulut ini seperti terkunci.
Pasti karena
gugup.
Sepertinya dia
tidak tau ada saya menguntit dia dari belakang.
Baiklah.. saya
mendekatinya lagi dengan perlahan.
Persis
sekarang saya berada di samping dirinya.
Saya
mengendarai sepeda, dia pun mengendarai sepeda.
Kemudian
sambil berjalan pelan...
Saya berada
dekat di sampingnya.
Denga perlahan
saya menoleh ke arah wajahnya.
Dia pun
perlahan menoleh ke arah wajah saya.
Lalu
kemudian... apa yang terjadi..??
“TRENG...
TRENG... TRENG...” JREENGNG...
Ternyata
perempuan itu adalah ibu-ibu yang sudah lanjut usia alias emak-emak.
“Haaaalllaaaahh..”
Beleddeerrr... seperti ada halilintar yang menyambarr.
“Hhhaaddeueuhhh”
Haaalllaaaahh.. ampun.
Tidak banyak
mikir, saya langsung melesat ngebut mengkayuh
sepeda saya dengan kecepatan tinggi!
Ngebbuuutt....
melesat di perjalanan!
Lalu
kemudian...
“Ckkiiiiitttt....”. Akhirnya saya sampai di
toko makanan dan minuman.
Soal perempuan
tadi, Perempuan sepeda mini, saya usaha lupakan.
Dengan napas
terengah-engah, saya minum yogurt segar sejenak di toko untuk melepas lelah.
Baiklah.... ya.....
sudah laaahh.....
Demikianlah
sedikit cerita dari saya.
Ini nyata
bukan rekayasa.
Terima kasih
kepada teman semua yang sudah mau membaca.
SEKIAN
0 komentar:
Post a Comment