Wednesday 16 September 2015

PANTUN NASIB

PANTUN NASIB BUJANG LAPUK

Hanya sambal dengan kerupuk
Ingin makan selera tiada
Begini nasib bujang lapuk
Malam dingin hati merana


Kutanam pinang rapat-rapat
Hingga petang malampun pekat
Cari gadis tak dapat-dapat
Jandapun tak ada yang terpikat


Harimau hutan mencium bau
Menangkap ikan tak kena-kena
Cari yang baru tiada yang mau
Cari yang seken cari kemana?


Hulubalang penjaga kerajaan
Bawa buah dan sayuran
Lihat orang bermesraan
Telah ludah lutut gemetaran


Panjang ekor si ikan pari
Jangan ditukar ikan buntal
Begini hidup seorang diri
Tidur malam memeluk bantal


Memang panjang ekornya pari
Tapi lezat ikan tenggiri
Memang diri tak ingin sendiri
Siapa mau jadi istri?


Siapa hendak ikan buntal
Boleh bawa satu pikul
Tidur malam peluk bantal
Kalau siang peluk dengkul


PANTUN NASIB KASIH TAK SAMPAI

Pantun Nasib berikut ini bertemakan kasih tak sampai. Tersusun dalam sebuah bunga rampai. Bagai cerita yang tersusun. Namun semuanya berbentuk pantun.

Tulis surat dengan pena
Karena malu wajah merona
Tidur mata tiada lena
Teringat dia yang di sana

Beras tersimpan dalam peti
Jangan simpan dalam goni
Hanya dia yang di hati
Belum bersatu hingga kini

Jangan bermain di atas bara
Kalau luka obatnya tiada
Ingin hati meminang segera
Sayang uangnya belum ada

Sawah luas senanglah petani
Anak nelayan melempar sauh
Demi cinta dan kasihku ini
Rela diri merantau jauh

Dengar cerita Tulang Bawang
Sebuah nama dari kerajaan
Merantau demi mencari uang
Tuk melamar gadis pujaan

Sungguh cantik anak rusa
Karena corak pada bulu
Meski susah tiada kurasa
Karena wajahnya membayang slalu
Api kecil bisa berkobar
Meski awalnya terlihat samar
Rasa hati tidak sabar
Ingin pulang dan melamar

Belok kiri belok kanan
Awas ada tikungan
Meski jauh perjalanan
Hati riang kan bertemu pujaan

Sore hati makan rambai
Lihat bendera berkibar-kibar
Sebentar lagi akan sampai
Mengapa dada berdebar-debar

Langit biru menghampar mega
Kayu panjang dipatahkan
Tidak kusangka tidak kuduga
Gadis pujaan sudah dinikahkan

Batu kali batunya keras
Dalam kali terdapat emas
Air mata menetes deras
Lutut terkulai badanpun lemas





PANTUN NASIB NASIB JOMBLO

Masihlah jomblo sedang mencari. Bukan tak mau dengan si dia. Sedang mencari yang berbudi bahasa. Pasangan bukanlah mainan. Memadu kasih dengan tujuan. Agar bahagia bukan impian. Tetapi ia menjadi kenyataan.

Memang jomblo nasibnya mengenaskan. Banyak teman tapi kesepian. Banyak main ke rumah teman. Jika pulang barulah sadar. Sadar diri masih sendiri. Hatinya pilu rasa menggelepar. Dalam hati mencaci diri.

Terasi sama dengan belacan
Bawa sekerat dibungkus koran
Barisan jomblo hampir pingsan
Melihat temannya bermesraan

Kumpul-kumpul sedang arisan
Arisannya di Cik Galih
Mengapa jomblo terus-terusan
Mungkin banyak memilih-milih

Sarapan pagi dengan bakwan
Makan malam dengan tekwan
Orang lain asyik berduaan
Ia meratap penuh kepiluan

Benih padi sedang ditebar
Bersihkan ladang dengan parang
Rindu di hati semakin lebar
Sayang yang dirindu miliknya orang

Sekian dahulu untuk pantunnya. Semoga bisa menghibur kita semua.

0 komentar:

Post a Comment

Featured post

JIKA ALLAH MEMBUKA AIB KITA DAN KITA DIHINA ORANG - Oleh KH. ABDULLAH GYMNASTIAR (AA GYM)

Saudaraku. Menurut saya bagus jika Allah SWT membuka aib kita. Supaya kita tidak sibuk ingin dipuji. Asalkan dengan dibukanya aib kita...

Blog Archive